alodunia.com (Manama) – Tokoh-tokoh Syiah Bahrain
seperti Sayyid Murtadha Al-Sanadi secara terang-terangan sudah mengajak anak-anak
muda Syiah untuk melawan pemerintah dengan senjata. Perjuangan damai,
menurutnya, hanya menghasilkan penindasan dari pemerintah yang Sunni.
Sikap Al-Sanadi seperti di atas adalah hal biasa bagi ulama-ulama
Syiah dalam menyikapi negara-negara yang pemerintahannya dipegang oleh Muslim,
atau Sunni menurut mereka. Proyek besar mengembalikan kejayaan Persia saat ini
terbuka lebar karena adanya dukungan dari negara-negara Barat.
Upaya mereka mengacaukan dan menguasai Bahrain, dengan dalih
revolusi seperti din negara-negara Musim Semi Arab, hampir berhasil pada tahun
2011. Tapi pasukan tanggap cepat dari negara-negara Teluk mengintervensi dengan
cepat dan menggagalkannya. Kiranya seperti itulah yang mereka lakukan di
Suriah. Bantuan Syiah Iran berhasil memadamkan gelombang revolusi rakyat Suriah,
dan lalu berakhir seperti saat ini.
Seruan angkat senjata dari Syiah di Bahrain sebenarnya
adalah sebuah reaksi dari dilaksanakannya hukuman mati atas tiga orang Syiah. Mereka
terbukti melakukan pembunuhan terhadap seorang perwira polisi Emirat dan dua
polisi Bahrain dalam sebuah serangan bom pada tahun 2014. Kasus ini telah
ditangani seperti halnya kasus-kasus kriminal lainnya. Bukan sebagai kasus luar
biasa. Bahkan sidang pengadilan sudah sampai pada pengadilan tingkat tertinggi
di Bahrain. Namun hasilnya menguatkan vonis mati atas ketiganya.
Pelaksanaan vonis mati seperti ini adalah wajar dilakukan pemerintah
sebuah negara demi menjaga stabilitas keamanan. Namun Iran tidak setuju, dan memprotes
pelaksanaan vonis itu, bahkan memanfaatkannya untuk memobilisasi perlawanan Syiah
bersenjata melawan pemerintah yang menurut mereka tidak adil.
Bahkan negara lain yang tidak terkait dalam masalah ini
turut berkomentar. Wakil perdana menteri Irak, Nouri Al-Maliki, berusaha
membalikkan fakta dengan mengatakan bahwa tiga orang tereksekusi itu adalah
anak-anak muda yang berjuang menuntut demokrasi secara damai. Al-Maliki pun
menuduh pemerintah Bahrain telah melakukan kejahatan dan diskriminasi.
Tokoh-tokoh Syiah di dalam negeri Bahrain juga sudah mengeluarkan
ancaman segera melakukan perlawanan bersenjata. Dan ternyata ancaman ini bukan
sekadar gertakan. Menurut keterangan departemen dalam negeri, sebuah kantor
pemerintahan di kota Manama bagian selatan mengalami kebakaran. Hasil pemeriksaan
sementara menyebutkan bahwa kejadian ini sebagai hal yang disengaja dan bukan
kecelakaan. (almoslim.net/alodunia.co)
Penulis: Dr. Ziad El-Chami