alodunia.com (Washington) – Pernyataan calon menteri
luar negeri Amerika mendatang, Rex W. Tillerson, di depan anggota, menimbulkan
banyak pertanyaan tentang sikap Amerika di masa Trump kepada Ikhwanul Muslimin
(IM). Dalam kesempatan itu, Tillerson menyatakan akan fokus dalam memerangi
ISIS, dan jamaah-jamaah lain seperti IM dan Al-Qaida.
Untuk itu, dua orang anggota Senat, yaitu Ted Cruz yang
sempat bersaing dengan Trump untuk dicalonkan Partai Republik, dan Mario
Díaz-Balart berencana menyiapakna rancangan dua undang-undang yang akan memasukkan
IM dan Garda Revolusi Iran dalam daftar organisasi-organisasi teroris.
Dalam tweetnya, Ted Cruz mengatakan, “Dengan bangga aku ajukan undang-undang yang akan mengkategorikan IM sebagai organisasi teroris. Sudah waktunya menamakan musuh sebagai musuh.”
Sementara itu, Dr. Ahmed Rami, salah seorang pimpinan Partai
Kebebasan dan Keadilan (FJP), mengecam pernyataan para pejabat Amerika dalam
pemerintahan yang baru tentang Jamaah IM.
“Teroris adalah negara yang pasukannya dikirim untuk menjajah negara lain dengan alasan yang dibuat-buat. Kemudian di akhirnya, para politisinya mengakui adanya kesalahan dalam alasan tersebut. Padahal mereka telah membunuhi ratusan ribu rakyat tak bersalah, dan menguasai sumber-sumber kekayaan alamnya. Itu seperti yang terjadi di Irak,” demikian ungkapnya.
Rami menambahkan, “Terorisme adalah mengusir penduduk sipil yang tidak bersenjata dari negaranya, setelah seluruh tempat tinggal mereka dihancurkan, seperti yang terjadi di Suriah.”
“Terorisme adalah apa yang dilakukan kaum Zionis yang menjajah tanah yang bukan tempat kelahiran mereka. Mereka membunuhi pemilik tanah itu, lalu menempatinya. Terorisme adalah mendukung rezim-rezim diktator yang mengkudeta pemerintahan hasil pemilu, dan membunuhi musuh-musuh politiknya dalam sebuah siaran langsung seperti yang terjadi di Rabia,” demikian protesnya.
Salah seorang pimpinan Jamaah IM, Ashraf Abdul Ghaffar, mengatakan, “Rancangan undang-undang itu hanya bersifat politik. Tapi yang dikhawatirkan adalah jika Amerika kemudian menggunakan perlakuan keamanan dengan para pemimpin IM di beberapa negara. Inilah hal yang bisa salah kaprah.”
Sementara pemikir politik di Mesir, Mostafa El-Feky,
mengatakan bahwa jika IM benar-benar masuk dalam daftar organisasi teroris, maka
Amerika akan menangkapi para tokoh IM di sana. (rassd/alodunia.com)