Alodunia.com (Washington) – Mantan duta besar Amerika
Serikat untuk Mesir, Daniel C. Kurtzer, menyatakan protes rencana dimasukkannya
Jamaah Ikhwanul Muslimin di Mesir dalam daftar organisasi teroris.
Bahkan menurut Kurtzer, mayoritas pejabat di departemen luar
negeri Amerikan akan menentang rencana pemerintahan Donald Trump ini.
Kurtzer yang menjabat duta besar untuk Mesir pada masa
pemerintahan Bill Clinton (1992-2000) mengatakan kepada surat kabar Israel, Haaretz,
“Memang jelas benarnya, kita tidak usah berinteraksi dengan organisasi teroris
dalam kondisi apapun.”
Kurtzer menambahkan, “Tapi kalau kita perluas definisi
teroris hingga mencakup jamaah Ikhwanul Muslimin, ini sama saja kalian telah
membelenggu orang-orang yang sebenarnya masih bisa diajak bicara dan kerja sama.”
Menurut Kurtzer, semakin luas cakupan daftar itu, akan
semakin sempit orang yang bisa diajak kerja sama. “Ikhwanul Muslimin adalah
bagian terbesar dari masyarakat di berbagai negara Arab yang menjadi sekutu
kita. Kita mungkin bisa menyingkirkan Al-Qaida, tapi tidak mungkin kita
meninggalkan Ikhwanul Muslimin.”
Seperti banyak diberitakan, para pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh
yang dekat dengan tim Presiden Donald Trump masih mendiskusikan apakah Amerika
perlu memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam daftar teroris atau tidak.
(aljazeera/alodunia.com)