alodunia.com (Teheran) – Kepala organisasi tenaga
nuklir Iran, Ali Akbar Salehi, mengatakan bahwa jika presiden Amerika terpilih,
Donald Trump, menyobek kesepakatan nuklir, maka Iran akan melakukan pembalasan
yang sangat memukul bagi orang-orang Amerika. Sementara itu, Presiden Hassan
Rouhani menyatakan tidak akan ada perundingan baru terkait nuklir Iran.
Trump pernah menyebut kesepakatan nuklir sebagai transaksi
terburuk dalam sejarah. Salehi berkomentar, “Ini adalah sikap yang sangat
negatif. Kalau Trump melaksanakan ancamannya menyobek kesepakatan ini, maka
Teheran akan kembali mengembangkan program nuklirnya jauh lebih baik dari
sebelumnya.”
Menurut Salehi, dibatalkannya kesepakatan nuklir berarti
Amerika yang akan mempertanggungjawabkannya kepada dunia. Iran hanya akan
kembali mengembangkan program nuklir itu seperti sebelum dicapainya
kesepakatan. Program itu akan kembali dilakukan Iran dengan cara yang membuat
orang-orang Amerika bingung dan takut. “Teheran melangkah ke depan, tapi tidak
menghancurkan jembatan di belakangnya. Teheran sudah bersiap untuk kondisi
terburuk.”
Sementara Presiden Rouhani, Selasa/17-1-2017 kemarin, mengatakan, “Pernyataan Trump terkait sikapnya
pada kesepakatan nuklir hanyalah slogan saja. Aku yakin setelah menjabat
presiden Amerika, hal itu tidak akan dilaksanakan.”
Rouhani menyebut tidak akan ada negosiasi baru. “Tidak ada
gunanya kembali ke meja perundingan. Apalagi kesepakatan ini tidak hanya antara
Iran dan Amerika saja, tapi banyak pihak yang terlibat, dan telah disetujui
oleh PBB. Kesepakatan ini sudah seperti dokumen internasional, sehingga tidak
perlu lagi kembali ke perundingan baru.
Pada bulan Juli 2015 yang lalu, Iran membuat sebuat
kesepakatan dengan beberapa negara, yaitu Amerika, Prancis, Jerman, Inggris,
Rusia, dan Cina. Di antara isinya mewajibkan Iran mengurangi program nuklirnya,
lalu diakhirnya sanki ekonomi yang selama ini diterapkan atas Iran.
(aljazeera/alodunia.com)