Dalam sebuah polling yang dilakukan perusahaan YouGov, mayoritas penduduk Barat pesimis dengan masa depan karena perang yang berskala global sudah terlihat tanda-tandanya. Dalam polling yang melibatkan 9 ribu responden dari 9 negara, ada semacam keyakinan bahwa perdamaian sudah menjadi sesuatu yang sulit didapatkan.
Hal itu karena keterlibatan kekuatan dunia dalam mendukung pihak-pihak tertentu dalam perang di Suriah, ISIS yang terus berpeang, presiden Putin dan presiden Trump yang sama-sama mempunyai sikap keras dalam berbagai permasalahan dunia, dan lain sebagainya.
Seperti dilansir Aljazeera, Sabtu/7-1-2016 kemarin, sebanyak 64% responden Amerika menyatakan bahwa dunia berada di ambang perang dunia. Hanya 15% saja yang masih menaruh harapan bisa kembalinya perdamaian.
Sementara itu responden Inggris agak lebih optimistis dengan hadirnya perdamaian. Sebanyak 19% respondennya menyatakan bahwa perdamaian masih memungkinkan. Tapi sebanyak 61% masih menyatakan bahwa gejala pecahnya perang dunia sangat jelas.
Adapun negara-negara Skandinavia tidak terlalu mengkhawatirkan terjadinya perang tersebut. Sebanyak 39% responden di Denmark masih mengharapkan perdamaian, dan hanya 45% yang memperkirakan pecahnya perang dunia.
Direktu YouGov, Anthony Wells, mengatakan, ketakutan tampak sangat jelas di wajah rakyat Amerika dan Prancis. Walaupun dengan sebab yang berbeda-beda. Ketakutan rakyat Amerika lebih berasal dari kepemimpinan Trump yang sebentar menjadi presiden. Sementara rakyat Prancis lebih pada aksi terorisme. Rakyat Prancis juga sangat mengkhawatirkan Rusia akan menjadi ancaman bagi Uni Eropa.
Mayoritas rakyat Eropa dan Amerika masih memandang Rusia sebagai ancaman militer terbesar. Rakyat Inggris terlihat menjadi yang paling takut akan hal itu. Padahal ada negara-negara lain yang lebih dekat kepada Rusia seperti Finlandia dan Jerman. Sebanyak 71% responden Inggris merasa terancam dengan Rusia. Kekhawatiran yang sama dirasakan oleh 59% responden di Amerika. (alodunia.com/aljazeera)
