Mungkinkah Krisis Suriah Berakhir di Astana? - www.alodunia.com

728x90 AdSpace

Trending

Mungkinkah Krisis Suriah Berakhir di Astana?

alodunia.com (Astana) – Tidak terlihat adanya kepastian tercapainya penyelesaian yang tegas untuk krisis di Suriah dalam perundingan Astana, ibukota Kazakhstan, yang akan dilaksanakan pada pekan depan. Hal itu terlihat dari tidak adanya kesepakatan antara faksi-faksi revolusi untuk turut dalam perundingan tersebut.

Beberapa faksi revolusi berkumpul selama lima hari di Ankara, Turki, namun ternyata menghasilkan keputusan yang terpecah terkait masalah kesertaan dalam perundingan Astana. Kelompok setuju untuk berangkat ke Kazakhstan, dan kelompok lainnya tidak bersedia ikut serta karena selama ini perjanjian gencatan senjata selalu dilanggar dan Rusia yang memprakarsai perundingan ini mereka sebut sebagai negara penjajah.

Faksi-faksi yang berunding ke Astana mempunyai target utama di antaranya memantapkan perjanjian gencatan senjata. Mereka membawa modal resolusi Dewan Keamanan PBB No. 2254 yang di antanya berisi keharusan dibukanya jalur pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah-wilayah yang dikepung dan pembebasan para tahanan. Faksi-faksi ini berangkat untuk menetralkan peran Iran yang jahat di Suriah. Dalam delegasi ke Astana akan terdapat ahli militer dan penasihat hukum.

Mungkin jumlah faksi yang setuju dengan perundingan akan lebih besar daripada yang tidak setuju. Tapi tidak boleh meremehkan begitu saja peran dan pengaruh mereka di medan pertempuran. Apalagi milisi-milisi rezim Al-Asad masih terus melakukan pelanggaran genjatan senjata untuk memperoleh sebesar mungkin realitas di lapangan yang akan mereka jadikan modal dalam perundingan Astana. Setidaknya hal ini mengisyaratkan tidak adanya itikad baik untuk mencapai kesepakatan damai.

Negara-negara sponsor perundingan ini adalah Rusia dan Turki. Rusia sudah sangat jelas keberpihakannya kepada rezim Al-Asad. Sedangkan Turki terlalu banyak mendapat tekanan yang membuat berkurangnya dukungan kepada revolusi di Suriah. Apalagi Turki sangat sering mengalami serangan bom teroris yang dilakukan pihak-pihak yang menginginkan Turki melupakan revolusi Suriah.

Sementara pihak rezim Al-Asad berangkat ke Astana dengan penuh keyakinan telah mematahkan kekuatan pasukan-pasukan revolusi setelah peristiwa tragis di Aleppo. Apalagi mereka yakin dalam pasukan revolusi terdapat faksi-faksi yang sangat sulit untuk bersatu.

Semua hal di atas mengindikasikan bahwa perundingan Astana tidak akan banyak membantu menyelesaikan krisis di Suriah. Apalagi mengingat sikap Rusia yang masih menginginkan Al-Asad tetap dalam kekuasaannya jika penyelesaiannya melalui jalur perundingan damai. Rusia beralasan bahwa Al-Asad adalah pilihan rakyat, tidak ada yang bisa mengubah pilihan rakyat Suriah. (almoslim/alodunia.com)
Mungkinkah Krisis Suriah Berakhir di Astana? Reviewed by Alo Dunia on 1/19/2017 Rating: 5 alodunia.com (Astana) – Tidak terlihat adanya kepastian tercapainya penyelesaian yang tegas untuk krisis di Suriah dalam perundingan Ast...