alodunia.com (Tel Aviv) – Sebuah artikel di surat
kabar Israel, Yedioth Ahronoth, Kamis/19-1-2017 kemarin, mengungkap peran para
pemuka keagamaan Yahudi, Rabbi, dalam memprovokasi militer Israel dalam mengincar
warga sipil Palestina.
Disebutkan, para perwira dan tentara Israel menghadiri ceramah-ceramah
yang disampaikan oleh para rabbi. Ceramah itu biasanya masuk dalam rangkaian
training mereka. Para rabbi meminta para tentara untuk tidak tunduk kepada
instruksi komandan militer terkait penembakan. Mereka boleh menembaki
orang-orang Arab, walaupun tidak terkait dalam aksi militer.
Sesuai dengan keterangan salah seorang tentara yang turut
dalam training tersebut, para rabbi mengatakan:
Jangan ragu untuk menembak wanita dan anak-anak Arab dalam perang karena kitab Taurat membolehkan hal tersebut.
Seringkali, masih menurut artikel tersebut, para rabbi selalu
mengingatkan para tentara bahwa taat kepada Taurat yang terwujud dalam fatwa
para rabbi harus lebih diutamakan daripada taat kepada para komandan militer.
Para rabbi juga memprovokasi tentara Yahudi untuk benci tentara
lain yang bukan Yahudi, misalnya tentara wajib militer dari kalangan Druz. Mereka
meminta agar Israel tidak memakai mereka lagi dalam pasukan. Mereka beralasan:
Karena keikutsertaan mereka menyebabkan sering bertemunya dengan tentara wanita Yahudi. Kalau ada hubungan antara wanita Yahudi dengan laki-laki non Yahudi, maka mereka telah keluar dari agama Yahudi.
Sebenarnya para rabbi tidak setuju juga dengan kesertaan
wanita Yahudi dalam pasukan militer Israel. Mereka mengungkapkan:
Kalau mereka ikut berarti militer harus membuat rumah bersalin di setiap pangkalan militer. Karena akan ada hubungan seks di antara mereka. ini akan mengurangi fokus dalam menghadapi musuh.
(arabi21/alodunia.com)