Alodunia.com (Washington) – Perusahaan STARBUCKS COFFEE
menyatakan akan mempekerjakan 10 ribu pengungsi dalam lima tahun ke depan di
sekitar 75 negara. Pernyataan ini dinilai sebagai perlawanan terhadap Presiden
Donald Trump yang mencagah masuknya pengungsi, imigran dan rakyat dari 7 negara
Islam ke wilayah Amerika Serikat.
Howard Schultz, pemilik dan CEO perusahaan kafe terbesar di
dunia ini, Ahad/30-1-2017 kemarin, mengatakan bahwa kebijakan mempekerjakan
para pengungsi akan dilakukan di seluruh dunia. Tapi kebijakan ini akan dimulai
di Amerika Serikat. Terutama para pengungsi yang telah berjasa kepada militer
Amerika di negara mereka. Seperti para penerjemah dan pegawai logistik.
Seperti diketahui, Schultz dikenal sebagai pendukung besar
kandidat presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dalam ajang pilpres
yang lalu.
Bukan hanya itu perlawanan yang dilakukan Schultz. Dalam pernyataannya,
Starbucks juga akan mengambil kopi dari produsen kopi di Meksiko. Padahal saat
ini polemik sedang memanas antara Presiden Trump dan Meksiko, bahkan Presiden
Trump berencana membangun tembok perbatasan yang memisahkan kedua negara yang
katanya bertujuan untuk menanggulangi imigran ilegal.
Schultz juga berjanji akan memberikan asuransi kesehatan
kepada para pegawainya, padahal Presiden Trump baru saja meniadakan program
yang diusung oleh mantan presiden Barack Obama ini.
Sebelumnya, Presiden Trump telah mengadakan para direktur
perusahaan-perusahaan besar Amerika, seperti Ford, General Motors, dan Boeing.
Presiden Trump meminta mereka menyediakan lebih banyak lagi kesempatan kerja di
wilayah Amerika Serikat.
Tapi pernyataan Schultz tadi menunjukkan ada beberapa
perusahaan yang menolak permintaan, dan tidak bersedia bekerja sama dengan
pemerintahan Trump. (thenewkhalij/alodunia.com)