Alodunia.com (Ankara) – Para akademisi dan pengamat
Turki memperkirakan masalah-masalah yang akan mendapat sorotan dalam kunjungan
kanselir Jerman, Angela Merkel, Kamis/2-2-2017 hari ini, adalah hubungan
Turki-Jerman, dan sikap Jerman tentang Partai Buruh Kurdistan (PKK) dan
Fethullah Gulen.
Para pengamat memprediksi, pemerintahan Merkel ingin
mendapatkan jaminan dan kepastian diteruskannya kesepakatan imigrasi antara
Turki dan Uni Eropa. Kesepakatan ini berperan paling penting dalam mencegah mengalirnya
gelombang pengungsi ke Eropa.
Prof. Dr. Birgül Demirtaş dari Universitas Ekonomi dan
Teknologi mengatakan, “Kunjungan Merkel sangat penting dalam sejarah Turki dan
Jerman, karena dilaksanakan sebelum referendum untuk mengubah konstitusi Turki
(April mendatang), dan pemilu legislatif Jerman (September mendatang).”
Menurut Demirtaş, baik Turki maupun Jerman sama-sama selalu memerlukan
kerja sama, walaupun ada perbedaan dalam kebijakan keamanan dan luar negeri
antar keduanya. Tapi banyak juga kepentingan yang sama.
Demirtaş juga memperkirakan keberlangsungan kesepakatan
imigrasi antara Turki dan Uni Eropa tahun silam akan menjadi agenda utama yang
dibawa Merkel dan rombongan. Keberlangsungan kesepakatan ini bisa menahan
semakin kuatnya Partai Alternatif untuk Jerman (AFD), sebuah partai ekstrem
kanan yang sangat membenci kedatangan imigran.
Sementara itu, Prof. Dr. Hüseyin Bağcı, dari IR Department,
METU, Ankara, mengatakan bahwa kunjungan Merkel ke Turki akan fokus
membicarakan hubungan perdagangan antar kedua negara yang mengalami penurunan
sangat tajam akhir-akhir ini. Ada semacam kekhawatiran dirasakan oleh Jerman terkait
perkembangan di kawasan akibat terpilihnya Donald Trump menjadi presiden
Amerika Serikat, dan juga akibat memburuknya hubungan Turki-Yunani.
Bağcı mengatakan, “Seandainya saja Turki membiarkan para
pengungsi memasuki Yunani melalui wilayahnya, maka akan semakin besar gelombang
pengungsi masuk ke Eropa. Ini tentu akan merepotkan Uni Eropa. Karena itulah,
Turki memiliki kartu untuk menekan yang sangat penting. Apalagi sebentar lagi
pemilu legislatif akan dilaksanakan di Jerman,” demikian jelasnya.
(anadolu/alodunia.com)