alodunia.com – Pernyataan menteri Wakaf Mesir, Mohamed
Mokhtar Gomaa, tentang penghapusan pelajaran agama dari kurikulum pendidikan
Mesir terus menuai protes dari para ahli pendidikan. Gomaa mengganti pelajaran
agama dengan pelajaran moral.
Gomaa beralasan, penghapusan ini bertujuan untuk memerangi
terorisme dan memotivasi anak-anak menjadi warga negara yang baik. Sementara para
ahli pendidikan memandang tetap perlunya pendidikan agama, walaupun harus
ditambahkan pendidikan moral itu.
Dr. Tariq Nuruddin, mantan asisten menteri pendidikan,
mengatakan, “Departemen pendidikan harus bisa menanamkan kesadaran keagamaan
dalam seluruh pelajaran, dan menyiapkan lingkungan yang mendorong terlahirnya
kerjasama antar siswa, baik Muslim maupun Kristen.”
Nuruddin menambahkan, pendidikan moral perlu ditambahkan
tanpa harus mengapus pendidikan agama. Karena sama sekali tidak bisa menjadi
penggantinya. Jangan sampai kurikulum berubah hanya karena peristiwa-peristiwa politik.
Sementara itu, warganet mengkritik dengan membandingkan
kebijakan kontrotersial ini dengan langkah yang dilakukan oleh Erdogan di
Turki. Misalnya, Mohamed Abd Elwahid, melalui akun Twitternya, mengatakan, “Ironis.
Di saat Erdogan memberikan hadiah sepeda setiap hari kepada anak-anak yang
shalat subuh di masjid, di Mesir malah ada tuntutan menghapus pelajaran agama.”
Dalam sebuah pernyataannya kepada media, Erdogan mengatakan,
“Kita akan mendidik generasi yang taat dengan agamanya. Aku berkewajiban
menjaga mereka.” (almesryoon/alodunia.com)