alodunia.com – Presiden Austria, Alexander Van der
Bellen, mengemukakan usulan yang dinilai sangat kontroversial. Para wanita
Austria tanpa kecuali diajak untuk mengenakan hijab sebagai bentuk solidaritas
kepada para wanita Muslimah. Walaupun banyak ditentang berbagai kalangan, Bellen
tetap bersikeras dengan usulannya.
Alexander Van der Bellen, yang menjadi presiden Austria pada
tanggal 26 Januari 2017, berharap ada hari khusus bagi seluruh wanita Austria
mengenakan hijab. Usulan yang disebutnya sebagai salah satu bentuk solidaritas
kepada para wanita Muslimah ini disampaikannya pada sebuah program televisi
ORF. Usulan ini jelas bertentangan dengan arus politik yang ingin melarang
pengenaan hijab di Eropa.
Di antara yang getol mengopinikan pelarangan hijab adalah luar
negeri Austria, Sebastian Kurz, yang pada awal tahun ini mengatakan ingin
melarang para pegawai wanita di lembaga-lembaga sipil, termasuk para guru,
mengenakan hijab.
Padahal tentang simbol keagamaan lain, Kurz mengatakan, “Memakai
salib adalah hal biasa di Austria yang berpenduduk mayoritas Katholik. Maka memakai
salib di kelas diperbolehkan. Karena sudah menjadi budaya yang sangat mengakar
di Austria.”
Sementara itu, dalam sebuah diskusi di parlemen, Presiden Bellen
mengatakan, “Jika kebencian terus terjadi, dan fenomena islamophobia terus
menyebar, maka nanti akan datang hari kita meminta seluruh wanita Austria
mengenakan hijab. Mereka semua tanpa pengecualian. Hal ini untuk menyatakan
rasa solidaritas kepada para wanita lain yang mengenakannya dengan motivasi
keagamaan.”
Bellen beralasan, “Semua wanita Austria harus ikut dalam
program ini. Karena semua wanita harus mendapatkan hak yang sama dalam
berpakaian. Apa pun jenis pakaiannya. Maka hal ini harus meliputi seluruh
wanita, baik Muslimah atau pun bukan Muslimah." (”uffpost/alodunia.com)