alodunia.com – Seorang profesor di Akademi Ilmu
Politik di Paris, menyebut presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sebagai
pemimpin dunia Arab. Prof. Jana Jabbour menyebutkan hal itu pada sebuah
wawancara stasiun televisi Prancis menanggapi pelaksanaan referendum konstitusi
Turki 16 April yang lalu.
Peneliti dan akademisi muda ini mengatakan, “Erdogan
mendapatkan kedudukan yang sangat baik dalam opini Timur Tengah. Hal itu karena
Erdogan berhasil menampilkan model alternatif dalam modernisasi.”
Warga negara Prancis berdarah Libanon ini juga mengatakan, “Erdogan
bisa tampil independen dan setara saat berhubungan dengan negara-negara Barat. Hal
ini sangat membanggakan dan didukung oleh dunia Arab.”
Karena itulah, menurut Jabbour, masyarakat Arab rela turut
serta dalam mengkampanyekan amandemen konstitusi Turki di antaranya melalui
media sosial. Hasil referendum yang meloloskan amandemen juga langsung disambut
masyarakat. Ada fenomena bagi-bagi permen sebagai rasa syukur atas hasil
referendum tersebut.
Jabbour menuturkan, dukungan terbesar untuk amandemen dari
luar negeri berasal dari Libanon. Sebanyak 93% suara memilih setuju dengan amandemen
tersebut. Hal ini adalah efek positif dari perlakuan Erdogan kepada warga Turki
dan Turkmen di Libanon. Taraf hidup mereka telah membaik di masa Erdogan.
“Orang-orang Arab melihat Erdogan sebagai harapan umat
Islam. Mereka bangga dengan keberanian Erdogan dalam membela umat Islam dan
melawan Barat. Kepribadian kharismatiknya dilihat bisa menyumbang kebangkitan
peradaban Islam,” demikian jelas Jabbour. (akhbarturkiya/alodunia.com)