alodunia.com – Ternyata perkembangan politik kawasan
Teluk pasca pemutusan hubungan diplomatik dan penutupan perbatasan beberapa
negara bagi Qatar, mengarah kepada keyakinan akan gagalnya boikot atas Qatar.
Pengamat senior politik Timur Tengah, Dr. Saleh El-Naami
mengomentari, “Sikap politik Turki, gerakan Iran, dan langkah Presiden Trump
menghubungi Emir Qatar seperti meniscayakan gagalnya target-target boikot
Qatar. Bahkan Saudi dan negara lainnya yang memelopori aksi boikot terancam
akan kesulitan sendiri.”
Ditambahkan lagi, pasca ratifikasi undang-undang kerja sama
Turki-Qatar, dikabarkan Turki akan segera mengirimkan pasukannya dalam jumlah
yang cukup banyak, 5 ribu personil dalam waktu dekat ini.
Lebih lanjut, melalui akun@salehelnaami, Kamis (8/6/2017), El-Naami
juga mengatakan, “Angin sepertinya cenderung bertiup untuk Qatar. Intervensi militer
Turki, dukungan negara-negara Barat seperti Jerman, Prancis dan Inggris, dan rakyat
yang benar-benar tahu bagaimana Qatar membela kepentingan umat. Semua itu
sangat memperkuat posisi Qatar.”
Terakhir, El-Naami mengatakan, “Sepertinya sihir itu balik
menyerang tukang sihirnya. Aksi boikot kontra-produktif setelah Eropa
menunjukkan sikap dukungannya kepada Qatar. Menlu Jerman menjelek-jelekkan menlu
Arab Saudi saat jumpa pers antara keduanya hari ini. Menlu Jerman menolak
menuduh Qatar sebagai penyokong terorisme. Sebaliknya, menuduh Saudi yang harus
banyak bertanggung jawab atas terorisme.” (twitter/alodunia.com)