alodunia.com – Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed
bin Abdulrahman Al Thani, Kamis (8/6/2017), mengatakan bahwa Doha menolak
segala bentuk intervensi dalam politik luar negerinya. Demi mempertahankan
sikapnya, Qatar, menurutnya, mampu bertahan untuk waktu yang sangat lama
menghadapi boikot dari negara-negara Arab.
Pernyataan ini disampaikannya untuk menjawab tuntutan Arab
Saudi dan beberapa negara Teluk agar Qatar mengubah politik regionalnya dan
tidak lagi mendukung kelompok-kelompok yang menurut mereka adalah organisasi
teroris.
Sejak Senin kemarin, Arab Saudi, Uni Emirat, Bahrain, dan
Mesir sudah memutus hubungan diplomatiknya dengan Qatar setelah menuduh Qatar mendukung
terorisme. Selain pemutusan hubungan diplomatik, negara-negara itu juga
memboikot secara ekonomi dan transportasi.
Kepada AFP, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, “Siapapun
tidak berhak mengintervensi politik luar negeri kami. Kami bisa bertahan untuk
waktu yang sangat lama dalam menghadapi tindakan negara-negara itu.”
Sementara beberapa pejabat Qatar menyatakan bahwa persediaan
sembako di Qatar saat ini masih bisa mencukupi untuk kebutuhan selama 12 bulan.
Iran dan Rusia menyatakan siap membantu kebutuhan makanan rakyat Qatar, namun Mohammed
bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, “Kami belum menyambut tawaran itu.”
Walaupun krisis politik Teluk terbesar sepanjang beberapa
tahun ini terus berkembang, namun Mohammed bin Abdulrahman Al Thani memastikan
tidak akan berkembang sampai ke alternatif militer. "Kami tidak memandang solusi
militer sebagai sebuah alternatif,” katanya. Bahkan menurutnya, perbatasan
dengan Saudi tidak ditambah kekuatan personil militernya. (alquds/alodunia.com)