alodunia.com – Rakyat Qatar seakan bersepakat bahwa
negeri mereka akan bisa melalui krisis akibat diembargo negara-negara tetangga
seperti Arab Saudi, Uni Emirat, Bahrain, dan Mesir. Ekonomi yang kuat dan
hubungan baik dengan negara-negara lain bisa membantu meringankan efek embargo.
Namun demikian mereka merasa kecewa dengan sikap yang
ditunjukkan negara-negara saudara dan tetangga tersebut. Apalagi hal ini
terjadi di bulan Ramadhan yang sangat dimuliakan umat Islam.
Awwad Khalid, seorang pemilik restoran di pasar Waqif, Doha,
mengatakan bahwa usahanya berjalan seperti biasanya. Tidak terpengaruh dengan
krisis yang sedang terjadi. “Qatar mempunyai ekonomi yang kuat dan persahabatan
yang baik dengan negara-negara lain. Mayoritas rekan-rekannya di pasar juga
merasakan hal yang sama,” ungkapnya.
Khalid juga berkeyakinan bahwa krisis ini tidak akan
berkepanjangan. “Arab Saudi tidak akan memperpanjang embargonya. Kalau toh
mereka perpanjang, Qatar mempunyai alternatif lain, yaitu Turki, Rusia dan
Iran.”
Namun demikian, Khalid tidak bisa menyembunyikan
kekecewaannya, “Yang aku sayangkan, kenapa pemutusan hubungan kekerabatan ini
terjadi di bulan Ramadhan yang sangat mulia. Padahal mereka adalah negara Arab,
dan umat Islam juga.”
Menurutnya, masing-masing negara sangat mungkin mempunyai
pandangan dan sikap politik yang berbeda. Tapi perbedaaan itu tidak harus
berujung embargo, menghalangi datangnya bahan makanan, dan menghentikan usaha
untuk mata pencaharian. “Ini adalah tindakan yang sangat memalukan. Aku yakin,
rakyat negara-negara itu tidak sepakat dengan kebijakan pemerintahnya,”
pungkasnya.
Seorang warga lain, Rashid, mengungkapkan hal yang sama. Bahwa
embargo tidak akan berpengaruh kepada kehidupan sehari-hari rakyat Qatar. “Lihat
saja pasar ini. Semua masih seperti biasa, tidak terpengaruh dengan krisis yang
sedang terjadi. Berita-berita tentang kami di luar sana hanya bohong belaka,”
katanya penuh semangat.
Seorang wanita Palestina yang sudah tinggal di Qatar selama
36 tahun, Jila Jumail Tamimi, mengatakan, “Aku pergi ke pasar, semua yang
kebutuhkan masih ada. Tidak benar berita yang disebarkan tentang kondisi pasar
kami. Kalau sedih, iya. Kenapa para pemimpin Arab itu bisa bertindak sedemikian
kepada kami.”