Kenapa Penguasa Arab Benci Televisi Aljazeera? - www.alodunia.com

728x90 AdSpace

Trending

Kenapa Penguasa Arab Benci Televisi Aljazeera?

alodunia.com – Tanpa fanatisme Arab Saudi, mungkin stasiun televisi Aljazeera tidak sehebat sekarang. Menjadi salah televisi paling populer di dunia Arab. Padahal di awal peluncurannya, televisi yang didanai pemerintah Qatar ini menghadapi kesulitan besar dalam perekrutan pegawainya.

Di saat yang bersamaan, pemerintah Arab Saudi sedang membenci televisi BBC Arabic yang bertempat di Saudi hingga berujung para penutupannya. Para pegawai keluara BBC Arabic akhirnya mencari-cari pekerjaan, Aljazeera lah yang menangkap mereka. Sehingga pada awal-awal peluncurannya, pada tahun 1996, praktisi Aljazeera sangat terlihat kental standar BBC nya. Aljazeera tidak perlu merangkak dari 0, tapi sangat terbantu dengan kader-kader jebolan BBC.

Kemudian Aljazeera melambung juga disebabkan hal lain, yaitu kebencian Arab Saudi kepada Qatar. Ada beberapa negara yaitu Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat dan Bahrain, yang saat ini sedang menjatuhkan hukuman isolasi kepada kerajaan kecil ini Qatar dengan tuduhan Qatar membiayai organisasi-organisasi terorisme dan mempunyai hubungan erat dengan Iran. Namun yang sangat menjengkelkan mereka, Qatar menggunakan stasiun televisi Aljazeera sebagai alat untuk menyebarkan pengaruh yang luas di Timur Tengah. Aljazeera dituduh sebagai alat propaganda agenda politik yang bertentangan kepentingan negara-negara tersebut.

Karena itulah negara-negara itu menuntut Qatar menutup Aljazeera sebagai salah satu dari 12 tuntutan mereka. beberapa negara benar-benar telah menutup kantor Aljazeera, dan memblokir situsnya. Hal ini tentu telah membangkitkan pihak-pihak yang merasa dibatu Aljazeera untuk mendapatkan berita-berita bagus. Karena kebanyakan stasiun televisi yang ada saat ini hanyalah mementingkan rezim, bukan rakyat.

Sementara Aljazeera sejak dari awal sudah melakukan reportase yang sangat hangat dan berani. Misalnya dengan menyebut Saddam Hussein sebagai diktator, membolehkan tokoh-tokoh Israel untuk tampil live, dan Aljazeera menjadi mimbar tokoh-tokoh Islam yang dibuang beberapa negara. Sehingga Aljazeera terkenal dengan sebutan ‘mimbar bagi siapa saja yang tidak punya mimbar’.

Pada tahun 2011, Aljazeera benar-benar menampakkan dengan jelas keberpihakannya kepada rakyat yang sedang melakukan revolusi melawan rezim-rezim kejam. Para koresponden menyiarkan secara live aksi-aksi demonstrasi yang penuh dengan bahaya. Aljazeera saat itu benar-benar menjadi referensi satu-satunya bagi mereka yang sedang mengikuti perkembangan Musim Semi Arab. Bahkan jumlah kunjungan di situsnya meningkat hingga 2500% saat terjadi revolusi di Mesir, padahal kantor Aljazeera di Mesir ditutup.

Negara-negara Teluk juga sangat membenci Aljazeera karena khawatir ‘virus’ revolusi turut menggerogoti kursi kekuasaan mereka. Namun materi-materi informasi tentang gerakan Islam dan aktivitas mereka seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir kian intens, dan tentu semakin menambah marah mereka yang melihatnya sebagai ancaman. Aljazeera pun dituduh bukan jurnalisme independen, tapi sepenuhnya melaksanakan agenda politik Qatar.

Saat 12 orang tentara Arab Saudi meninggal dunia di Yaman, April yang lalu, Aljazeera tidak menyebut mereka sebagai syuhada seperti sebelum-sebelumnya, ini membuat marah Riyadh. Aljazeera menamakan tindakan menggulingkan Presiden Mursi sebagai kudeta, ini membuat Kairo naik pitam. Kemudian Aljazeera memberitakan dengan nada bagus kelompok pejuang di Suriah, Jabhah Nusrah yang berafiliasi kepada jaringan Al-Qaida.

Sejak Qatar disingkirkan dari koalisi Arab melawan Syiah Houthi di Yaman, pemberitaan Aljazeera tentang perang di Yaman bertambah semakin hot. Jatuhnya banyak korban dari penduduk sipil sering diangkat. Efek kemanusiaan dengan menjangkitnya wabah kolera disebutkan disebabkan oleh perang. Kemudian, pada tanggal 16 Juni yang lalu, seorang koresponden menyebutkan perang ini menunjukkan bahwa pasukan koalisi sama sekali tidak mempunyai rencana yang jelas.

Sangat mungkin Aljazeera akan tetap survive dalam krisis politik Teluk saat ini, tapi pemerintah Qatar harus memaksanya menurunkan tensi pemberitaan politik para penguasa Arab tersebut. (theeconomist/the newkhalij/alodunia.com)
Kenapa Penguasa Arab Benci Televisi Aljazeera? Reviewed by Alo Dunia on 7/03/2017 Rating: 5 alodunia.com – Tanpa fanatisme Arab Saudi, mungkin stasiun televisi Aljazeera tidak sehebat sekarang. Menjadi salah televisi paling popu...