alodunia.com – Sekretaris jenderal PBB, António
Guterres, menyatakan bahwa pembantaian massal di Srebrenica yang dilakukan oleh
militer Serbia terhadap Muslim Bosnia pada bulan Juli 1995 adalah salah satu pembantaian
paling kejam sejak berdirinya PBB.
Dalam sambutan yang dirilisnya bertepatan dengan peringatan
ke-22 pembantaian Muslim Eropa itu, Selasa (11/7/2017) hari ini, Guterres juga
mengatakan, “Kita, PBB, harus mengakui telah mengizinkan pembataian itu
terjadi.”
“Hari ini kita mengingat dan menghormati ribuan orang yang
telah dibunuh. Kita juga menyatakan solidaritas kita kepada keluarga dan rekan
para korban yang jatuh pada tragedi mengenaskan yang terjadi di Sebrenica pada
bulan Juli 1995,” demikian ungkapnya.
Menurut Guterres, peristiwa Sebrenica adalah kenyataan
sejarah, bukan karangan, karena didokumentasikan dengan sangat lengkap. “Kejadian
itu telah diputuskan oleh pengadilan sebagai pembantaian massal,” katanya.
Pada tanggal 11 Juli 1995, setelah Serbia menduduki Srebrenica,
banyak warga sipil mengungsi dan meminta perlindungan di markas militer Belanda
yang berada dalam kendali pasukan PBB. Namun ternyata militer Belanda
mengembalikan mereka lagi ke tangan Serbia.
Maka militer Serbia di Srebrenica membunuhi lebih dari 8
ribu warga, baik orang dewasa maupun remaja. Hanya anak-anak dan wanita yang
diperbolehkan keluar dari wilayah tersebut.
Tidak hanya itu tragedi memilukan terjadi di Bosnia.
Berkali-kali militer Serbia melakukan pembantaian massal terhadap warga Muslim.
PBB mencatat lebih dari 300 ribu warga Muslim yang mereka bantai dari tahun
1992 hingga tahun 1995. (thenewkhalij/alodunia.com)