alodunia.com – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, sama
sekali tidak menyinggung situasi yang sedang memanas di Masjidil Aqsa dan kota
Al-Quds, dalam pidatonya di Beijing, Cina, Rabu (19/7/2017) kemarin.
Dalam pidatonya selama 20 menit di Chinese Academy of
Governance, Abbas tidak menyebutkan sama sekali peristiwa yang terjadi di
Masjidil Aqsa. Padahal sebelumnya pemerintah Palestina dikecam rakyatnya
sendiri karena sikap diamnya terhadap tindakan penjajah Israel yang dinilai
sudah sangat melampaui batas.
Bahkan Abbas juga berencana tetap meneruskan kunjungannya di
Cina walaupun situasi yang sudah kian memanas. Penjajah Israel ditengarai akan
membuat status baru yang diinginkannya di Masjidil Aqsa. Hal tersebut telah
memancing amarah tidak hanya bangsa Palestina, tapi juga umat Islam.
Berbeda dengan kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam
di Palestina (HAMAS), Ismail Haniyeh, yang berpidato mengajak seluruh rakyat
Palestina, dunia Arab dan umat Islam di seluruh dunia untuk memobilisasi massa
pada hari Jumat besok.
“Umat Islam harus melakukan perlawanan sekuatnya menghadapi
kejahatan penjajah kepada Masjidil Aqsa,” demikian ungkapnya. Haniyeh juga
meminta bangsa Arab dan umat Islam untuk bergerak cepat dan efektif untuk
menolong tempat peristiwa Isra’ Nabi Muhammad saw. dan kiblat pertama umat Islam.
Menurutnya, saat ini Masjidil Aqsa benar-benar dalam keadaan
yang berbahaya. Tindakan penjajah Israel telah mencederai kesucian dan
kemuliaan tempat suci umat Islam itu.
Haniyeh meminta para pemimpin Arab dan dunia Islam agar
mengemban tanggung jawabnya, mengadakan KTT luar biasa, dan bergerak secepatnya
untuk melawan aksi teror Zionis dan penyerangan kepada Masjidil Aqsa.
(aqsatv/alodunia.com)