Turki Selamatkan Qatar dari Serangan Militer? - www.alodunia.com

728x90 AdSpace

Trending

Turki Selamatkan Qatar dari Serangan Militer?

Oleh: Ehsan Fakeeh

alodunia.com – Daftar tuntutan yang negara-negara Teluk ajukan kepada Qatar dirancang bukan untuk mencapai rekonsiliasi, tapi untuk menjatuhkan sanksi dan kerugian yang sangat besar. Inilah komentar Dr James M. Dorsey, seorang peneliti politik internasional di Universitas Rajaratnam Singapura saat membaca daftar syarat beberapa negara Teluk untuk mengakhiri isolasasi Qatar.

Semua orang yang memahami persyaratan itu pasti menyimpulkannya sebagai sesuatu yang sangat sulit dilaksanakan. Ada tendensi ingin menundukkan dan merampas kebebasan politik Qatar. Sehingga jika menyanggupinya, Qatar sudah kehilangan kedaulatannya.

Hampir semua poin dalam paket persyaratan itu memang sudah bisa ditebak sejak dari awal. Hanya ada satu poin yang terasa janggal, yaitu penutupan pangkalan militer Turki di Qatar dan moratorium kerjasama militer Qatar-Turki di wilayah Qatar. Syarat ini terlihat seperti sebuah syarat tambahan yang dimasukkan setelah semua poin ditentukan.

Tidak ada satu pun dari negara-negara pengaju persyaratan yang menerangkan latar belakang syarat ini. Hanya pernyataan menlu Bahrain melalui akun twitternya yang mengatakan, “Beberapa pihak di kawasan Timur Tengah salah saat mengira bahwa intervensinya akan menyelesaikan masalah. Sebaiknya pihak ini menghormati kedaulatan yang masih berlaku di negara-negara ini.”

Dia juga mengatakan, “Mendatangkan pasukan asing dan alat perangnya adalah tindakan memperkeruh susasan yang nantinya akan ditanggung Qatar sendiri.”

Pihak yang dimaksud dalam tweet tersebut jelas Turki. Tapi kenapa baru saat ini ada kebencian terhadap kerjasama militer Qatar-Turki padahal kerjasama itu sudah berlangsung cukup lama? Dulu semua diam, apa yang berubah saat ini? Padahal menlu yang sama juga pernah memuji kerjasama itu sebagai “Hal yang turut membantu keamanan Teluk secara keseluruhan”. Hal itu disampaikannya dalam kunjungan resminya ke Turki.

Bolehkah kita berasumsi bahwa pengiriman pasukan Turki ke Qatar telah menggagalkan rencana militer negara-negara pengisolasi Qatar? Apakah ada rencana kudeta atas penguasa Qatar dan menggantinya dengan penguasa baru pro negara pengisolasi?

Asumsi ini jelas sangat jauh dari kepastian. Tapi mau tidak mau muncul saat negara-negara itu mencantumkan pangkalan militer Turki dalam daftar persyaratan mereka yang sangat tidak beralasan.

Kenapa tidak beralasan? Karena bukann hanya Turki yang memiliki pangkalan militer di negara Teluk. Prancis memilikinya di Uni Emirat. Lalu entah berapa pangkalan militer Amerika yang dibangun di kawasan. Apalagi akhir-akhir ini Abu Dhabi juga mengundang perusahaan Black Water yang mempunyai agenda sangat mencurigakan di dalam dan luar Emirat. Kenapa semua itu tidak diprotes? Hanya Turki yang diprotes?

Ada yang berusaha memberi alasan, seperti bahwa keberadaan militer Turki tidak ada gunanya. Cukuplah adanya pangkalan militer Amerika untuk menjaga stabilitas keamanan Qatar. Kalau demikian alasannya, kenapa Presiden Trump sendiri yang memberikan lampu hijau operasi serangan terhadap Qatar? Pemilik pangkalan sendiri yang membuat ‘onar’?

Dubes Amerika di PBB, Nikki Haley, menjelaskan sikap Amerika tersebut dengan mengatakan, “Qatar benar-benar memberikan dana. Qatar banyak berbuat untuk HAMAS. Aku berkeyakinan bahwa Presiden Trump benar-benar ingin memerangi ISIS dan menghancurkan terorisme.”

Secara tidak langsung, pernyataan Haley ini adalah sebuah pengakuan keberadaan Trump di balik serangan itu dengan tuduhan Qatar sebagai penyokong terorisme. Sikap Trump juga bisa dipahami sebagai persetujuannya jika negara-negara pengisolasi melakukan serangan militer ke Qatar. Apalagi ada wacana Amerika bakal memindahkan pangkalan militernya dari Qatar ke negara Teluk lainnya.

Dari latar belakang ini, sangat wajar jika Qatar kemudian meminta kedatangan ribuan pasukan Turki sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai kedua negara sebelumnya. Hal ini tidak bertentangan dengan hukum internasional.


Sementara isu adanya nafsu besar Turki mengembalikan kejayaan Turki Utsmani di kawasan Timur Tengah hanyalah ketakutan yang berasal dari fanatisme kesukuan yang dulu juga telah memecah hubungan Turki-Arab. Apalagi tanpa militer pun Turki sebenarnya telah berhasil menguasai kawasan Timur Tengah. Sebuah serangan yang lembut telah menghasilkan dukungan dan pembelaan untuk Turki dari masyarakat Arab.

Turki memang memiliki kebijakan politik luar negeri ‘zero konflik’ dan hidup rukun dengan tetangga. Selain itu, moralitas dalam hubungan luar negeri juga sangat dijunjungnya. Hal yang sangat sangat jarang diperhatikan dalam kebijakan politik luar negeri kebanyakan negara.

Pembelaan Turki untuk Qatar pun dilandasi keyakinan bahwa Qatar tidak layak diperlakukan kejam seperti itu, selain karena Qatar adalah koalisi strategis Turki sejak lama. Rakyat Turki tidak akan pernah lupa bagaimana dukungan Qatar untuk pemerintah Turki saat terjadi kudeta militer. Dukungan Qatar berikan pada detik pertama. Sementara negara-negara lain ada yang mensyukuri kudeta itu dengan propaganda medianya, bahkan ada juga yang mempublikasikan berita bohong tentang keberhasilan kudeta dan larinya Erdogan ke luar negeri.

Setiap negara pasti akan memperjuangkan kepentingannya. Itu wajar saja. Tapi ada negara yang berusaha menguntungkan kepentingan bersama, ada juga negara yang berambisi untuk kepentingan diri sendiri bahkan dengan mengorbankan negara lain. (turkpress/alodunia.com)
Turki Selamatkan Qatar dari Serangan Militer? Reviewed by Alo Dunia on 7/01/2017 Rating: 5 Oleh: Ehsan Fakeeh alodunia.com – Daftar tuntutan yang negara-negara Teluk ajukan kepada Qatar dirancang bukan untuk mencapai rekons...