alodunia.com – Lelaki dengan jenggot merah. Itulah kesan
pertama melihat Muhammad Abu Tir. Seorang pejuang Palestina berumur 65 tahun
yang sangat ditakuti penjajah Israel sekaligus dihormati. Penjajah tahu betul,
orang yang telah menghabiskan separuh rentang hidupnya di dalam penjara tidak
akan mungkin melepaskan prinsip hidupnya begitu saja.
Melihat keteguhan wajahnya, orang juga semakin yakin dengan
lemahnya orang-orang Yahudi. Sepanjang apapun mereka berkuasa, negara ciptaan
mereka pasti akan segera sirna. Mereka salah, ketika menjauhkan dari kekasihnya
(Masjidil Aqsa), Abu Tir akan mengubah haluan hidupnya, santai di rumah dan
tidak lagi berjuang. Mereka salah, karena ternyata Abu Tir terus berjuang
sehingga terpaksa harus mendekam kembali di penjara, menyambut tahun-tahun
panjang dengan entah berapa tahun lagi ke depan.
Suatu kali setelah dibebaskan dari penjara, Abu Tir hanya
bisa istirahat satu hari di rumahnya di kota Al-Quds. Abu Tir langsung
diasingkan ke Ramallah. Di Ramallah, pejuang sekaligus anggota legislatif
Palestina ini hanya tinggal selama dua bulan di tengah keluarga hingga akhirnya
kembali ditangkap penjajah Israel.
Sang istri bertutur tentang suaminya, “Suamiku adalah
pejuang Masjidil Aqsa. Derita perjuangan sudah dirasakannya sejak tahun 70 an. Sejak
saat itu, dia selalu ditangkap, diperiksa, ditahan, dibebaskan beberapa hari,
ditangkap lagi, dan demikian seterusnya.
Abu Tir menyelesaikan sekolahnya di kota Al-Quds pada tahun
1971. Bukannya melanjutkan studi, Abu Tir malam bergabung dan berlatih dalam
organisasi perlawanan Fatah di Libanon. Saat kembali ke Al-Quds pada tahun
1974, Abu Tir langsung ditangkap penjajah untuk mendekam dalam penjara selama
16 tahun. Namun vonis itu hanya dijalaninya selama 13 tahun saja.
Ketika muncul gerakan perlawanan Islam di Palestina (HAMAS),
Abu Tir turut bergabung karena merasa mendapatkan apa yang dicarinya selama
ini. Tak lama setelah itu, Abu Tir kembali ditangkap penjajah pada tahun 1989,
saat meletus ‘Intifada Batu’. Satu tahun lebih beberapa bulan, Abu Tir
menghabiskannya di penjara. Lalu ditangkap lagi pada tahun 1990 dan berada
dalam penjara selama 6 bulan.
Abu Tir melakukan perlawanan bersenjata di Tepi Barat, sama
yang dilakukan oleh saudara-saudaranya di Jalur Gaza. Sehingga harus ditangkap
lagi pada tahun 1992 dengan tuduhan bergabung dengan Brigade Izzudin Al-Qassam,
sayap militer HAMAS, dan pembelian senjata. Selama 6 tahun lebih beberapa bulan
harus dijalaninya kembali di penjara.
Pada tahun 2006, penjajah Israel melakukan penangkapan
kepada seluruh anggota legislatif dan menteri dari HAMAS Tepi Barat. Abu Tir
kebagian vonis 52 bulan. Setelah menjalaninya, Abu Tir juga harus menjalani
vonis dibuang dari kota Al-Quds.
Pada hari Jumat (4/8/2017) kemarin, Abu Tir yang masih
menjadi anggota parlemen Palestina kembali ditangkap dari rumahnya di Ramallah.
Padahal Abu Tir baru saja merasakan udara kebebasannya selama dua bulan setelah
berada dalam penjara Israel berbulan-bulan karena tuduhan bergabung dengan
HAMAS. (palinfo/alodunia.com)