alodunia.com – Qutaiba Zahran (17 tahun) yang
meninggal dunia Sabtu (19/8/2017) yang lalu setelah berusaha melakukan aksi
penusukan tentara Yahudi, ternyata menuliskan waisat kepada keluarganya
beberapa saat sebelum melaksanakan aksinya.
Anak yang sangat dimanja keluarganya itu ditembak Israel di
pos pemeriksaan Za’atara, Nablus. Melalui akun Facebooknya, Qutaiba menulis
sebuah wasiat yang sangat mengharukan:
Bismillahirrahmanirrahim.. (Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah) [At-Taubah: 111].
Segala puji bagi Allah Taala Tuhan semesta alam. Allah Taala penolong para mujahidin yang menghinakan orang-orang Yahudi terlaknat. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada pemimpin orang-orang yang bertakwa, panglima para pejuang, bersama keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga Hari Kiamat.
Keluargaku tercinta, ini adalah kabar gembira.
Ayah, maafkan aku. Sekarang aku telah mewujudkan cita-citaku. Sebentar lagi aku akan mati syahid membawa tekad para mujahid, meninggalkan dunia yang fana ini dan segera pergi ke alam keabadian di surga penuh kenikmatan. Aku akan segera bertemu dengan Rasulullah saw bersama para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Keluargaku, ketahuilah, aku meninggalkan kalian bukan karena kesal atau tidak mau bertemu dengan kalian. Tapi karena panggilan mati syahid yang sudah kuidam-idamkan sejak dulu.
Ibuku, maafkanlah aku. Keridhaan Allah Taala tergantung pada keridhaanmu. Cita-citaku hanya butuh keridhaan ini agar segera terwujud. Cita-citaku tidak terwujud sempurna tanpa kesabaranmu dan kerelaanmu melepasku memenuhi panggilan Allah Taala. Berjihad meninggikan agama-Nya dan membalas darah para syuhada Palestina. Jangan kau tangisi aku, bersikaplah seakan engkau melepasku di hari pelaminanku.
Saudara-saudaraku, bantulah ayah dan ibu kalian. Kuat dan saling menguatkanlah. Maafkan aku jika pernah menyakiti salah seorang di antara kalian. Berpegang teguhlah kepada agama Allah dan kitab suci-Nya.
Saudari-saudariku, maafkanlah aku. Jangan lupa permintaanku beberapa hari lalu agar kalian mencari ridha Allah Taala. Dampingilah ibu kita. Jadilah kalian saudari-saudari Aisyah dan Khansaa’.
Kerabatku semua, maafkanlah aku. Di dunia aku mungkin tidak sempurna dalam berbuat baik kepada kalian. Tapi ketahuilah, aku tidak akan seperti itu di akhirat. Bergembiralah dengan janji Rasulullah saw. bahwa seorang syahid akan diberi kesempatan memberikan syafaat kepada 70 orang keluarganya. Aku berdoa semoga kalian selalu mendapatkan hidayah dari Allah Taala.
Wasiatku untuk semuanya agar kalian tidak menangisiku di hari kebahagiaanku. Tapi begikanlah kurma dan bersiullah seperti melepas seorang pengantin. Selamat bertemu kembali di surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Saudara dan anak kalian, Qutaiba Zahran, seorang yang masih menunggu kesyahidan.
Memang dengan penuh kebanggaan, keluarga Zahran menerima
tetamu yang memberikan ucapan selamat kepada mereka di rumahnya di daerah
Illar, utara Tulkarm.
Kepergian Qutaiba mungkin sangat mengejutkan keluarga, tapi
dari wajah sang ayah terlihat kerelaan bahkan kebanggaan atas kepergian putra
tersayangnya itu. “Alhamdu lillah, syahidnya Qutaiba menandakan keluarga ini
telah diangkat dan diterima oleh Allah Taala. Besar harapan kami, Qutaiba akan
menjadi penyelamat akhirat kelak bagi keluarga, saudara, dan teman-temannya,”
ungkapnya dengan penuh keyakinan. (psn/alodunia.com)