Derita Pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mahdi Akef: Renta, Kanker dan Penjara - www.alodunia.com

728x90 AdSpace

Trending

Derita Pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mahdi Akef: Renta, Kanker dan Penjara

alodunia.com – Kian lama, kondisi kesehatan mantan pemimpin jamaah Ikhwanul Muslimin, Syaikh Mohammed Mahdi Akef, kian memburuk. Kondisi terakhir Syaikh Akef membuat tim dokter memvonis bahwa penyakit yang dideritanya adalah penyakit kematian untuk Syaikh Akef.

Putri Syaikh Akef, Alyaa, mengatakan melalui akun Facebooknya, “Kondisi kesehatan ayah saat ini sudah sangat memburuk. Setiap hari kondisinya semakin memburuk. Sebelumnya hanya tidak bisa makan dan minum sendiri, sekarang sudah tidak bisa makan dan minum sama sekali. Hidupnya sekarang tergantung pada cairan infus.”

Alyaa menambahkan, “Cairan inipun mungkin akan membahayakan nyawanya. Jadi kalau beliau tidak meninggal karena tidak makan, mungkin sekali akan meninggal karena cairan. Semua dokter sudah menyimpulkan bahwa kondisi ayah saat ini adalah penyakit kematian. Aku memohon kalian semua mendoakan beliau. Semoga doa-doa ikhlas kalian akan menjadi sebab dibebaskannya beliau.”

Keterangan dari keluarga sama dengan keterangan resmi dari pihak jamaah Ikhwanul Muslimin. Syaikh Akef dinyatakan terserang kanker pada bulan Mei yang lalu. Saat itu banyak tuntutan kepada pemerintah kudeta untuk membebaskan Syaikh Akef karena pertimbangan umur (89 tahun) dan kesehatan yang sangat buruk. Walau begitu, Syaikh Akef tetap harus mendekam di penjara Tora yang sangat dikenal berita buruknya.

Syaikh Akef adalah orang yang umurnya sama dengan umur jamaah Ikhwanul Muslimin. Lahir seiring dengan didirikannya Ikhwanul Muslimin, tahun 1928. Syaikh Akef pun menjadi saksi atas banyak hal yang dialami oleh jamaah.

Pada musim panas tahun 2014, Syaikh Akef tampil dalam sebuah persidangan sedang mengenakan sorban putih. Banyak yang memiripkan beliau dengan pejuang legendaris dari Libya, Omar Mukhtar. Rentang dua tahun berikutnya, lambat-laun tapi pasti sel kanker menyerang dan bersarang dalam tubuhnya.

Syaikh Akef adalah orang pertama yang mendapatkan gelar mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin. Karena para pemimpin sebelumnya memegang jabatan sebagai pemimpin hingga meninggal dunia. Sementara Syaikh Akef menolak memperpanjang masa jabatannya sehingga terpilihnya Syaikh Mohammed Badie sebagai penggantinya.

Syaikh Akef adalah pemimpin Ikhwanul Muslimin ketujuh menggantikan pemimpin sebelumnya yang meninggal dunia, Syaikh Ma'mun Al-Hudaybi, yang meninggal pada bulan Januari 2004. Sementara penggantinya adalah Syaikh Mohammed Badie yang sekarang juga sama-sama mendekam dalam penjara setelah Presiden Morsi digulingkan melalui kudeta militer pimpinan Abdel Fattah Al-Sisi.

Selama beberapa tahun ini, Syaikh Akef menjadi tahanan politik dalam kasus kerusuhan yang terjadi saat kantor pusat jamaah Ikhwanul Muslimin diserang oleh massa. Walaupun menjadi korban penyerangan, Syaikh Akef sudah divonis penjara seumur hidup. Namun vonis tersebut telah dibatalkan, dan persidangan-persidangan kembali dimulai dari awal lagi.

Sudah beberapa kali tim pembela Syaikh Akef mengajukan tuntutan agar Syaikh Akef dibebaskan dari pengadilan dengan mempertimbangkan umur yang sudah sangat lanjut dan kondisi kesehatan yang sudah sangat memburuk. Namun tuntutan tersebut ditolak majlis hakim.

Syaikh Akef termasuk pimpinan Ikhwanul Muslimin yang pertama ditangkap pasca kudeta militer 3 Juli 2013. Kudeta dipimpin oleh Abdel Fattah Al-Sisi, menteri pertahanan Presiden Morsi sendiri. Padahal Morsi adalah presiden sipil pertama yang dihasilkan melalui pemilihan umum demokratis.

Pada bulan September 2013, pihak departemen dalam negeri melarikan Syaikh Akef ke rumah sakit Maadi, karena kondisi kesehatan yang menurun. Syaikh Akef dikembalikan lagi ke tahanan pada tanggal 25 Juni 2015. Beberapa hari sebelumnya, Syaikh Akef mendapatkan vonis bebas dari tuduhan penghinaan terhadap kehakiman. Namun masih banyak kasus yang dituduhkan kepada beliau menantinya.

Syaikh Akef sudah merasakan dinginnya penjara sejak Mesir masih berada pada masa kerajaan. Setelah berubah republik, Syaikh Akef juga merasakan kezhaliman setiap presiden yang berkuasa hingga sekarang selain Presiden Morsi.

Pada bulan Agustus 1954, Syaikh Akef ditangkap dengan tuduhan melindungi tokoh militer yang terlibat dalam revolusi tahun 1952. Syaikh Akef divonis hukuman mati, lalu diringankan menjadi hukuman penjara seumur hidup dengan kerja paksa. Syaikh Akef dibebaskan pada masa presiden Anwar Sadat, tepatnya pada tahun 1974, setelah mendekam selama 20 tahun dalam penjara.

Pada tahun 1995, hubungan Ikhwanul Muslimin dan pemerintah memanas. Saat itu pemerintah Hosni Mubarak melakukan operasi penangkapan yang meluas ke para pimpinan Ikhwanul Muslimin. Syaikh Akef disidang pada tahun 1996, dan dijatuhi vonis hukuman 3 tahun penjara. (thenewkhalij/alodunia.com)
Derita Pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mahdi Akef: Renta, Kanker dan Penjara Reviewed by Alo Dunia on 8/06/2017 Rating: 5 alodunia.com – Kian lama, kondisi kesehatan mantan pemimpin jamaah Ikhwanul Muslimin, Syaikh Mohammed Mahdi Akef, kian memburuk. Kondisi...