Di Tempat Ini Kemanusiaan Telah Mati - www.alodunia.com

728x90 AdSpace

Trending

Di Tempat Ini Kemanusiaan Telah Mati

alodunia.com – Keputusan Amerika Serikat mengurangi bantuannya ke Mesir agaknya merupakan refleksi dari kekecewaan masyarakat dunia terhadap perlakuan penguasa kudeta Mesir terhadap warga sipil yang tak berdosa. Kondisi HAM di Mesir mendorong lembaga-lembaga dunia untuk menuntut dilakukannya investigasi internasional dalam kasus penyiksaan di beberapa penjara Mesir. Mulai ada tuntutan agar para pejabat Mesir terkait diajukan ke pengadilan dan mendapatkan konsekwensi tindakannya yang melanggar hukum.

Hal itu hanya bisa dilakukan dengan cara segera mengirimkan tim internasional pencari fakta. Merekalah yang akan mencari kepastian latar belakang kematian banyak orang dalam sel-sel penjara. Ada laporan lembaga internasional menyebutkan bahwa penyiksaan di penjara dan tahanan di Mesir adalah penyiksaan tersistem yang sudah bisa dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Dengan demikian, sebenarnya beberapa pejabat dalam pemerintahan kudeta sudah layak untuk diajukan ke pengadilan internasional.

Dalam laporan itu disebutkan, penguasa kudeta telah melakukan pelanggaran HAM berat. Lebih dari 500 orang tahanan meninggal di penjara dan tempat penahanan. Penangkapan dan sidang-sidang pengadilan terhadap ribuan orang. Ratusan warga sipil telah divonis mati dan penjara seumur hidup, hampir sama dengan gaya pengadilan militer. Bahkan vonis juga tidak mengecualikan warga sipil di bawah umur.

Mayoritas tahanan dipastikan mengalami siksaan atau setidaknya mendapatkan perlakuan buruk. Semua itu terjadi tanpa ada pengawasan dan penegakan hukum. Sebuah kenyataan yang tidak bisa ditutup-tutupi, ribuan orang mendekam dalam penjara. Ratusan di antaranya telah dijatuhi vonis mati atau hukuman penjara dengan tahun yang panjang, dalam pengadilan massal yang sangat terlihat kezhalimannya.

Jumlah mereka dalam penjara diperkirakan mencapai 65 ribu orang. Puluhan ribu di antaranya terancam perlakuan sangat buruk, bahkan kematian dalam penjara, akibat siksaan yang bisa mereka alam kapan saja setiap saat. Penguasa dengan sengaja menutup-nutupi tindakan kejam yang dilakukan para polisi di kantor-kantor mereka. Ada juga penjara dan tempat rahasia yang biasa mereka gunakan. Mereka memang mendapatkan perintah untuk melakukan penyiksaan sekejam-kejamnya dengan tujuan mematikan semangat para tahanan.

Human Right Monitor menyebutkan, penyiksaan sudah menjadi hal yang tersistem dan alat yang selalu digunakan oleh penguasa kudeta. Beberapa jenis siksaan itu, menurut Monitor sebagaimana dituturkan oleh para saksi, adalah menggantung tahanan seperti binatang yang telah disembelih dengan kaki di atas dan kepala di bawah; menyeterum sekujur tubuh; memukul dengan tongkat dan kabel; memukuli dengan posisi tubuh terbuka karena tangan dan kaki masing-masing diikat dan ditarik tali ke luar; meneletangkan tubuh dengan tanah dan kaki terikat ke belakang; mengikat tangan dan kaki lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur basah dan tersambung dengan aliran listrik; meletakkan dua buah kursi dan mendudukinya di atas tahanan saat sedang disetrum listrik; menyetrum kemaluan hingga pingsan karena diulang-ulang.

Para ‘tukang pukul’ penjara bisa saja dengan sengaja mematahkan tangan dan kaki tahanan, lalu dibiarkan tanpa pengobatan dan perawatan medis. Ada juga siksaan yang mirip dilakukan rezim Bashar Al-Asad di Suriah, yaitu mematikan api rokok dengan menyundutkannya di tubuh tahanan. Siksaan mental juga sering dilakukan, misalnya dengan memaksa tahanan memperagakan gaya anjing melolong dan menggeliat seperti cacing, sebagai bentuk permohonan agar dikurangi porsi siksaan hariannya.

Human Right Watch (HRW) telah memdokumentasikan wawancara dengan para korban dan pengacara yang menyebutkan adanya siksaan fisik berbentuk kekerasan seksual. Tahanan diperkosa oleh petugas, baik secara langsung maupun dengan alat benda keras. Para pelaku jarang sekali menerima konsekwensi kejahatannya karena korban takut dibalas lebih kejam jika melaporkannya.

Kaum wanita juga tidak selamat dari kejahatan penguasa kudeta. Banyak mereka yang dipenjara, disiksa, diculik tanpa diketahui tempat keberadaannya, dan dilanggar hak asasinya. Ada juga dari mereka yang menjadi korban pelecehan seksual bahkan diperkosa petugas penjara. Semua laporan tentang kejahatan kepada tahanan wanita tidak ada yang ditanggapi kejaksaan. (alsharq/alodunia.com)
Di Tempat Ini Kemanusiaan Telah Mati Reviewed by Alo Dunia on 8/25/2017 Rating: 5 alodunia.com – Keputusan Amerika Serikat mengurangi bantuannya ke Mesir agaknya merupakan refleksi dari kekecewaan masyarakat dunia terh...