alodunia.com – Beberapa kekuatan nasional dan
keislaman di Jalur Gaza, Kamis (17/8/2017) kemarin, melakukan koordinasi untuk
menghadapi pemikiran ekstrem yang mulai berkembang di wilayah Jalur Gaza.
Pertemuan yang digelar di Partai Shaab kota Rafah itu membahas
tentang peristiwa bom bunuh diri yang menyerang pasukan penjaga perbatasan
Brigade Izz Ad-Din Al-Qassam, sayap militer HAMAS, Kamis pagi kemarin. Serangan
itu menggugurkan seorang komandan bernama Nidal Al-Ja’fari (28 tahun).
Acara tersebut ditutup dengan konferensi pers yang di
antaranya menyebutkan, “Rakyat Palestina tidak mau mengubah arah kompas
perjuangannya dari melawan penjajah Yahudi ke memusuhi bangsanya sendiri. Siapa
saja yang mengubah arah itu berarti telah melakukan perbuatan tercela dan akan
ditindak.”
Menghadapi pemikiran ekstrem, menurutnya, membutuhkan kerja
sama antar semua komponen bangsa. Perlu ditekankan wawasan persatuan dan
kebangsaan, selain melakukan tindakan keamanan agar pemikiran tersebut tidak malah
berkembang.
Periwtiwan meninggalnya Aj-Ja’fari karena aksi bom bunuh
diri adalah perkembangan yang sangat berbahaya di Jalur Gaza. “Ini adalah
pemikiran asing yang bukan berasal dari masyrakat Gaza. Penganutnya meledakkan
diri untuk menewaskan pasukan perlawanan.” (palinfo/alodunia.com)