alodunia.com – Hari ini tepat empat tahun berlalu
pembantaian terhadap demonstran pembela demokrasi di Bundaran Rabiah, Mesir. Kasus
pembantaian yang menewaskan 1104 orang dalam waktu hanya kurang dari 12 jam ini
belum menemukan keadilannya.
Sanaa Abdel Gawad Mohamed salah seorang yang masih berjuang
mendapatkan keadilan untuk putrinya, Asmaa Beltagy yang menjadi korban meninggal
saat itu, suami dan dua putranya yang saat ini masih mendekam dalam penjara. Bahkan
suaminya, Mohamed Beltagy, yang merupakan salah satu pimpinan Ikhwanul
Muslimin, adalah orang yang paling mendapatkan perlakuan kejam di penjara.
Kepada Egypt Window, Senin (14/8/2017) hari ini, Sanaa
mengatakan, “Belum ada perkembangan berarti dalam mengusut dan mengadili orang
yang terlibat dalam pembantaian di Bundaran Rabiah. Yang berubah hanyalah
tahunnya peringatannya saja. Satu, dua, tiga, dan sekarang sudah tahun keempat.
Penguasa kudeta, Al-Sisi, sama sekali belum tersentuh hukum. Bahkan sekarang
semakin kejam dalam menghabisi oposisinya.”
“Namun demikian, kita tidak kehabisan harapan. Jika rakyat
Mesir yang semakin menderita ini bersatu, dan kembali turun jalan semuanya
seperti pada tanggal 25 Januari 2011, maka Mesir akan terselamatkan. Karena setiap
hari di bawah penguasa militer, kondisi Mesir semakin memburuk. Tanah dan air
sudah mulai lepas dari kita,” demikian ungkapnya.
Ternyata, menurutnya Sanaa, dirinya sama sekali tidak bisa
mengunjungi suaminya di penjara. Semua info tentang diri suaminya pasti datang
lewat tim pengacaranya. “Pesan terakhir dari beliau adalah bahwa satu-satunya jalan
untuk melawan penguasa kudeta militer adalah persatuan rakyat. Karena beliau
sangat sedih, para pembela demokrasi sudah mulai pecah,” demikian katanya.
Sanaa juga menyatakan menolak keras tawaran rekonsiliasi
dengan penguasa kudeta yang telah membantai rakyatnya. Namun demikian, Sanaa
sangat menyambut rekonsiliasi antar sesama elemen bangsa. “Walaupun elemen
tersebut dulunya termasuk dalam pendukung militer pengkudeta,” ungkapnya dengan
jiwa besar. (egyptwindow/alodunia.com)