Apa di Balik Bolehnya Wanita Saudi Setir Mobil? - www.alodunia.com

728x90 AdSpace

Trending

Apa di Balik Bolehnya Wanita Saudi Setir Mobil?

alodunia.com – Beberapa hari lalu, pemerintah Kerajaan Arab Saudi (KSA) telah memperbolehkan kaum wanita turut menonton pertandingan olah raga di stadion. Kaum wanita juga terlihat bercampur dengan laki-laki dalam acara peringatan Haji Jadi KSA.

Namun di waktu yang sama, pemerintah melakukan tekanan kepada lembaga-lembaga keislaman yang melakukan pengawasan terhadap prilaku warganya. Muncul politik saat pemerintah membubarkan Lembaga Amar Makruf Nahi Munkar yang biasanya melakukan intervensi pada prilaku individu. Terpublikasi secara luas gambar kepolisian yang meringkus beberapa personil lembaga ini.

Sepertinya KSA sedang membuka wilayah yang lebih longgar dalam hal hiburan. Musik, film, dan drama yang dulunya haram, kini sudah diperbolehkan. Sedikit demi sedikit, kaum wanita juga diperkenankan menghadiri acara-acara aktivitas yang lebih terbuka. Dalam peringatan Hari Jadi kemarin, untuk pertama kalinya kaum wanita tampil di panggung.

Hingga saat ini, perkembangan ini masih terkesan baik. Apalagi hal ini terjadi di KSA yang dikenal dengan kekakuannya dalam pelaksanaan agama. Diberikannya kebebasan sosial dan dilepaskannya belenggu dari kaum wanita adalah hal yang terpuji. Tapi apresiasi ini kontan berubah saat kita beralih ke bidang politik yang masih sangat gelap.

Titah Raja Saudi Izinkan Wanita Kemudikan Mobil

Politik memang merupakan wilayah yang tidak kasat mata. Ukuran nilai dan warna sering salah dipilahkan. Oleh karena itu, penting kiranya memecahkan kode hingga dapat diketahui apa motivasi KSA melakukan perubahan-perubahan yang terkesan sangat mengejutkan ini? Apa tujuannya?

Kekayaan yang melimpah di KSA sebenarnya telah menimbulkan perubahan yang mendasar di tataran masyarakat. Perkembangan pendidikan dan modernisasi perangkat kehidupan semakin memperlebar jarak antara paham wahabi dan realitas masyarakat sebenarnya. Masyarakat terus bergerak menuju kehidupan ala Amerika.

Itu perubahan yang sudah lama terjadi. Tapi perubahan yang baru saja terjadi kali ini tidak seperti itu. Saat ini sedang terjadi perubahan yang memang didesain secara politik dan sosial.

KSA adalah hasil koalisi antara kekuatan politik keluarga Saud dan kekuatan dakwah Muhammad bin Abdul Wahab. Keduanya saling memberi dan menerima. Lembaga keagamaan memberikan stempel syariah untuk kebijakan politik keluarga istana, sementara istana memberi lembaga keagamaan berupa fasilitas, kekayaan dan wilayah yang luas untuk mewarnai kehidupan masyarakat.

Dalam perkembangannya, istana terlihat lebih banyak mengambil keuntungan dalam koalisi ini. Lembaga keagamaan semakit dipersempit perannya. Bahkan pasca peristiwa 11 September, istana malah menganggap lembaga keagamaan sebagai beban berat yang harus mereka pikul. Beberapa kalangan agamis KSA diduga terlibat dalam aksi pengeboman Menara Kembar.

Sekarang, di saat bintang Putra Mahkota semakin menerang, terlihat ada orientasi untuk membelenggu lembaga keagamaan. Tugas mereka benar-benar dibatasi hanya memberikan warna syariah pada kebijakan istana, memberikan baiat kesetiaan apa pun realitas yang tengah terjadi. Selain itu tercium juga aroma liberalisasi sosial, yaitu dengan membukakan pintu seluasnya agar kaum wanita masuk ke stadion, sinema, pertunjukan musik, dan sebagainya.

Diperkirakan istana tidak hanya membuka kebebasan, tapi juga mendorong rakyatnya untuk menikmati kebebasan tersebut sepuasnya. Hanya satu yang tidak boleh mengalami perkembangan, bidang politik. Istana tidak mau diatur dalam masalah kekuasaan dan penggunaan kekayaan negara. Tidak akan pernah ada kebebasan dalam mengungkapkan pendapat dan perkumpulan politik. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang cepat ini dilakukan untuk membendung kuatnya tuntutan untuk dilakukan reformasi politik.

Perubahan yang sedang terjadi saat ini adalah perubahan cacat yang dilakukan penguasa untuk agenda politik tertentu. Di antara tujuannya adalah mendapatkan simpati masyarakat dunia bahwa KSA saat ini sudah semakin menyamai standar internasional, tidak lagi menjadi negara yang dikecualikan dalam pergaulan internasional. Saat ini istana sedang berjibaku membuka etalase liberal untuk menutupi aib penguasa otoriter yang sama sekali tidak membuka diri untuk menerima kritikan dan pendapat yang berbeda.

Namun saat ini rakyat KSA sedang dilelapkan dengan euforia kebebasan, gambar-gambar menarik wanita yang mengungkapkan kebahagiaannya. Mereka sudah tidak lagi melihat pasukan keamanan yang mengepung rumah-rumah ulama, akademisi, pemikir, dai, untuk menangkap mereka. Wanita yang ingin mendapatkan hiburan disambut dengan penuh keramahan di tempat-tempat hiburan, sementara wanita cerdas yang mengkritisi penguasa harus mendekam dalam gelapnya penjara.

Perubahan yang sedang terjadi di KSA adalah perubahan cacat yang hanya terwujud dalam kebebasan mengadakan acara huburan, kebebasan laki-laki dan wanita bercampur dalam acara-acara, kebebasan wanita tidak mengenakan baju panjang, kebebasan wanita membuka tutup kepala, kebebasan wanita menyetir mobil, kebebasan mengundang artis-artis dari luar negeri untuk mengisi malam-malam penuh kelalaian. Namun perubahan ini selamanya akan minus dari kebebasan politik dan reformasi struktur pemerintahan.

Penguasa seakan mengatakan, “Kami siap memberikan apa saja, asalkan kalian tidak mendekati wilayah terlarang, yaitu reformasi pemerintahan dan pembatasan kekuasaan.” Dengan demikian, KSA sedang membangun otoritarianisme sekular di atas puing-puing otoritarianisme agama. Kebijakan penguasa tidak akan lagi menggunakan dalil-dalil agama, tapi mengatasnamakan modernisasi dan kebebasan.

KSA sedang berjalan menuju kondisi Mesir era Mubarak dan Tunisia era Benali. Modernisasi tanpa modernitas, keterbukaan sosial tanpa keterbukaan politik. Inilah KSA Baru. Semoga Allah selalu melindungimu. (arab21/alodunia.com)

Ditulis oleh: Soumaya Ghannoushi
Apa di Balik Bolehnya Wanita Saudi Setir Mobil? Reviewed by Alo Dunia on 9/27/2017 Rating: 5 alodunia.com – Beberapa hari lalu, pemerintah Kerajaan Arab Saudi (KSA) telah memperbolehkan kaum wanita turut menonton pertandingan ola...