alodunia.com – Mantan pemimpin tertinggi Ikhwanul
Muslimin (IM), Mohammed Mahdi Akef, yang wafat pada Jumat (22/9/2017) sore
kemarin, telah dimakamkan pada Sabtu dini hari. Pemakaman dilaksanakan dengan
penjagaan ketat dan dihadiri oleh segelintir saja anggota keluarganya. Mahdi Akef
meninggal dunia, seperti dituturkan pihak keluarga, setelah dilarikan ke rumah
sakit menyusul kondisi kesehatannya yang terus menurun.
Ketua tim pengacara Mahdi Akif, Abdel Monim Abdel Maksoud,
menyatakan bahwa jenazah kliennya telah dilaksanakan pada pukul 01.00, Sabtu dini
hari. Pemakaman dilakukan dengan penjagaan yang sangat ketat. “Pihak keamanan
hanya mengizinkan beberapa orang saja untuk menyaksikan pemakaman. Hanya aku,
istrinya (Wafa Izzat), putrinya (Alyaa) dan seorang cucunya,” tuturnya.
Sementara itu, Alyaa, menyatakan melalui akun Facebooknya, “Mereka
melarang semua hal. Ayahku memang sangat menginginkan mati syahid, sekarang
beliau telah mendapatkannya.”
Sikap menentang juga dinyatakan oleh IM. Melalui juru
bicaranya, Ahmad Saifuddin, “Pihak keamanan kudeta telah menghalangi keluarga
Syahid (insya Allah) untuk melaksanakan shalat jenazah. Mereka memaksa pemakaman
dilakukan pada malam hari.”
'Omar Mukhtar' Mesir Wafat Masih Sebagai Tahanan Rezim Kudeta
Akef, Pengusir Penjajah Inggris yang Wafat di Penjara Bangsanya Sendiri
Melelaui pernyataan resmi yang diterbitkan beberapa saat lalu, IM juga secara resmi menimpakan tanggung jawab atas kematian Mahdi Akef kepada penguasa kudeta yang bersikeras menahannya walaupun kondisi kesehatannya sudah sangat parah. “Ini adalah pembunuhan berencana,” sebutnya. IM menyerukan seluruh anggota IM untuk melaksanakan shalat ghaib untuk Mahdi Akef. Upacara belasungkawa untuk Mahdi Akef juga akan dilaksanakan di salah satu hotel besar di kota Istanbul, Turki.
'Omar Mukhtar' Mesir Wafat Masih Sebagai Tahanan Rezim Kudeta
Akef, Pengusir Penjajah Inggris yang Wafat di Penjara Bangsanya Sendiri
Melelaui pernyataan resmi yang diterbitkan beberapa saat lalu, IM juga secara resmi menimpakan tanggung jawab atas kematian Mahdi Akef kepada penguasa kudeta yang bersikeras menahannya walaupun kondisi kesehatannya sudah sangat parah. “Ini adalah pembunuhan berencana,” sebutnya. IM menyerukan seluruh anggota IM untuk melaksanakan shalat ghaib untuk Mahdi Akef. Upacara belasungkawa untuk Mahdi Akef juga akan dilaksanakan di salah satu hotel besar di kota Istanbul, Turki.
Wafatnya Mahdi Akef ternyata telah menyatukan sikap antara pendukung
dan penentang IM. Mereka sama-sama menyatakan kritis pedas kepada pemerintah. Pemerintah
dinilai tidak bersikap manusiawi dengan menahan dan tidak membebaskan Mahdi
Akef yang telah berusia 89 tahun dan menderita penyakit-penyakit yang cukup
berbahaya. (aljazeera/alodunia.com)