alodunia.com – Seorang jurnalis di Makor Rishon,
Ariel Horowitz, menulis bahwa ada ribuan perusahaan Israel yang berbisnis dalam
jual beli senjata ke luar. Perusahaan-perusahaan ini melakukan transaksi dan
kontrak dengan berbagai rezim diktator di seluruh dunia. Seperti diberitakan
Paltimes, Ahad (5/8/2018) hari ini.
Hanya ada satu larangan yang harus dihormati
perusahaan-perusahaan ini, menurut Horowitz, "Jangan pernah menjual
senjata kepada musuh-musuh Israel. Sebaiknya dijual kepada negara-negara yang
dikuasi para diktator, milisi-milisi yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan,
negara-negara yang mengalami perang saudara. Mereka itu adalah konsumen andalan
perusahaan senjata Israel.” Senjata yang dijual beragama. Mulai dari senapan hingga
pesawat udara tanpa awak.
Horowitz melanjutkan, “Peristiwa akhir-akhir ini yang
menarik perhatian dunia adalah pembunuhan terhadap seorang wanita muda yang
sedang membawa seorang bayi. Pembunuhan dilakukan oleh tentara-tentara Kamerun
yang sudah dua tahun ini mengalami perang saudara. Ternyata sebagian besar
senjata yang digunakan dalam perang ini telah diproduksi dan dijual dari
Israel.”
Menurut Horowitz, sangat mudah bagi Israel mendistribusikan
persenjataannya ke seluruh dunia. Ada sekitar 130 negara. Apalagi negara-negara
yang dipimpin para pengusa diktator. Mereka sangat membutuhkan persenjataan
untuk melakukan pelanggaran HAM tersistem kepada rakyatnya. Maka bisa
dikatakan, mayoritas persenjataan di negara-negara dunia ketiga adalah buatan
Israel.
Horowitz memberikan contoh, negara Myanmar yang melakukan
pembantaian terhadap Muslimin Rohingya. “Para bulan April lalu, Israil telah
mensuplai Myanmar dengan 6 kapal perang, sistem sadap dan perang elektronik,
dan pesawat pengintai tanpa awak. Hal yang sama terjadi di Rwanda, tahun 1994. Pembantaian
yang menewaskan lebih dari 800 ribu rakyat dilakukan dengan persenjataan dari
Israel,” katanya. (paltimes/alodunia.com)