alodunia.com – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan,
Rabu (1/8/2018) kemarin, menolak sikap Amerika Serikat yang memberikan ancaman
kepada Turki. Tindakan seperti itu disebutnya sebagai logika Zionisme Kristen.
Erdogan menekankan, Turki tidak mempunyai masalah dengan
kelompok minoritas agama, “Kita akan meneruskan jalan yang kita yakini bersama.
Sedikit pun kita tidak akan mengalah dan menyerahkan kemerdekaan kita dan
independensi kehakiman kita.”
Hubungan Turki-Amerika menegang setelah terjadi kasus Pastor
Andrew Brunson, namun Erdogan menyatakan tidak akann terpengaruh dengan
berbagai ancaman, “Ancaman kepada Turki dalam kasus ini tidak ada manfaatnya
sama sekali. Apalagi selama ini Turki selalu menunjukkan solidaritasnya kepada
Amerika dalam kerangka NATO. Kita juga mendukung Amerika dalam kasus Korea.”
Makanya, lanjut Erdogan, “Amerika tidak layak melakukan hal
seperti ini kepada Turki. Karena Turki adalah rekan koalisi dalam banyak
bidang.”
Ketegangan hubungan kedua negara bermula dari pengadilan terhadap
Brunson yang sempat ditahan di penjara Turki selama 21 bulan, hingga akhirnya diubah
menjadi tahanan rumah pekan lalu. Brunson (50 tahun) dituduh melakukan
aktivitas mata-mata dan melakukan beberapa kejahatan terkait organisasi Gulen
dan PKK. (khalijjadid/alodunia.com)